Seputar mitos alarm mobil

Alarm mobil antara MITOS dan Kenyataan
Dalam suatu pameran saya pernah mendengar penjelasan seorang pramuniaga kepada  seorang pengunjung di stand alarm yang menjelaskan tentang keunggulan dari produk alarm mobilnya. Salah satunya adalah frekuensi pada remote yang berubah-ubah sebagai proteksi agar remotenya tidak dapat di copy dengan alat scan elektronik. Terus terang saja, saya cukup terkejut mendengarnya tetapi karena tidak mau mencampuri maka saya biarkan saja penjelasan yang “salah” dari pramuniaga tersebut.
Disini saya ingin memberikan suatu pengertian kepada pengguna alarm khususnya yang awam terhadap istilah teknis dari alarm sehingga banyak sekali konsumen atau masyarakat yang mempunyai persepsi yang salah terhadap alarm mobil yang kemudian berubah menjadi mitos.

Berikut ini adalah MITOS yang beredar dimasyarakat:
1. Alarm dapat dilumpuhkan dengan magnet.
Mitos ini memang sering ditanyakan oleh beberapa orang, bahkan ketika saya menjadi pembicara dalam sebuah acara disalah satu TV Swasta ada penelpon yang menanyakan hal ini. Memang secara logika hal ini dapat diterima karena ada bagian pada alarm yang menggunakan magnet pada sebagian komponennya (seperti sirine dan sensor getar) dan tentu saja jika sensor tersebut didekatkan dengan magnet tentu akan lumpuh karena sensor telah dikunci oleh kekuatan magnet yang lebih besar sehingga tidak dapat memberikan perintah kepada unit alarm, demikian juga dengan sirine yang memang jika terlalu dekat atau ditempelkan ke magnet akan membuat sirine tidak bisa berbunyi.
TETAPI hal tersebut jika digunakan untuk melumpuhkan alarm yang telah dipasang pada mobil sangatlah sulit untuk dilaksanakan bahkan cenderung mustahil, karena:
• Letak posisi sensor getar ada didalam mobil dan dibawah dashboard sehingga   kekuatan medan magnet biasa sulit untuk menembusnya.
• Selain sensor getar, proteksi alarm ada juga pada switch pintu sehingga kalau toh sensor alarm dapat dilumpuhkan, sang pencuri tetap mengalami kesulitan jika ingin masuk melalui pintu mobil.
•  Untuk mematikan sensor getar ataupun sirine dibutuhkan kekuatan magnet yang sangat besar (tentunya ukuran magnet juga menjadi besar) dan hal ini sangatlah sulit karena jika si pencuri membawa magnet sebesar “ember” maka setiap berjalan jika kedapatan ada unsur besi di sekelilingnya akan terjadi tarik menarik. Bisakah anda membayangkan?
•  Sensor pada alarm sekarang tidak semua terbuat dari magnet melainkan sudah  terbuat dari piezo dan ceramic.
2. Jika dipasang alarm, maka mobil suka terjadi korslet.
Terjadinya korsleting pada mobil tidak semua berasal dari alarm, memang sebagian besar terjadi karena adanya pemasangan tambahan  pada mobil yang dapat mengganggu sistim pada mobil jika pekerjaan pemasangannya tidak benar atau memang pada mobil tertentu sangat tidak dianjurkan memasang alat tambahan yang notabene dapat merusak sistim mobil. Biasanya hal ini ada pada mobil-mobil canggih yang bersistim komputer. Khusus untuk alarm, jika pengerjaan dan pemasangan yang benar dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pabrik hal tersebut dapat di hindari. Kalaupun terjadi permasalahan pada mobil yang dipasang alarm, hendaknya permasalah itu di lihat kerusakannya karena walaupun alarm dipasang pada mobil tetapi menggunakan sistim pemasangan tersendiri dan hanya meminjam arus sebagai sarana input dan outputnya. Jadi jika mobil terjadi kerusakan  pada bagian yang tidak dijamah oleh pemasangan alarm sangatlah terburu-buru jika langsung menvonis alarm sebagai penyebabnya. ?Contoh: mobil sedan yang sudah dilengkapi central lock sebagai standarnya setelah dipasang alarm terjadi kerusakan pada pintu belakangnya. Hal ini tidaklah berhubungan dengan alarm karena alarm hanya menghubungkan ke sistim pengendali central locknya (biasanya bagian kanan depan atau ada penambahan anak motor sebagai penggeraknya).
3. Sensor getar alarm tidak perlu dipasang.
Dahulu pada awal saat alarm menggunakan sensor getar pertama kalinya memang banyak menimbulkan masalah yaitu sering berbunyi karena terlalu sensitive (dulu menggunakan bahan dasar jarum sebagai pemicunya), tetapi suatu alat diciptakan untuk digunakan bukan?, jadi sebetulnya penggunaan sensor getar tetap sangat diperlukan karena dapat mendeteksi getaran yang terjadi pada mobil (bisa jadi kaca dipukul dengan benda keras atau mobil ditabrak). Jadi bahwa sensor getar tidak perlu dipasang adalah suatu hal yang mubazir.
4. Pemasangan anti-starter dapat membuat mobil mogok.
Sebelum pada pokok bahasan ada lebih baik kita memahami dahulu apa itu anti-starter. Anti-starter adalah suatu rangkaian relay pemutus arus yang bekerja pada saat alarm sedang aktif dan mendapat trigger dari kunci kontak yaitu pada saat mobil dicoba dihidupkan melalui kunci kontak. Jadi anti-starter bekerja bila kondisi dan situasi mendukung, yaitu alarm sedang aktif dan mesin dicoba dihidupkan melalui kunci kontak. Dalam hal menyebabkan mogok bila mobil sedang berjalan adalah suatu hal yang tidak masuk akal, walaupun hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan alarm tapi presentasinya adalah 1: 100.000.000 atau boleh dibilang mustahil.
5. Memakai alarm dapat membuat aki mobil boros.
Pertanyaan ini sering terlontar atau terpikir oleh banyak pengguna alarm yang masih awam. Anggapan dengan penggunaan alarm mengakibatkan aki mobil boros sebetulnya adalah kesalahan yang sangat kecil dari alarm dan bahkan lebih banyak unsur manusianya. Marilah kita berhitung; pemakaian arus listrik pada saat alarm sedang aktif (standby) adalah tidak lebih besar dari jam digital pada mobil itu sendiri yaitu sekitar 0,06A yang mana bila ditinggal dalam waktu yang cukup lama (misalnya 1 minggu) tidak akan memboroskan/ membuat aki lemah. Aki menjadi boros bisa disebabkan alarm terlalu sering berbunyi, atau sirine selalu sering dibunyikan dalam waktu yang lama, karena jika hal ini terjadi memang sudah pasti dapat memboroskan pemakaian arus listrik pada aki mobil.
Demikianlah hal-hal yang sering kita dengar dan sudah menjadi mitos dalam dunia alarm. Tetapi dalam hal ini yang terpenting adalah memahami prinsip kerja dari alarm dan menggunakan logika sehingga bila terjadi “sesuatu” pada mobil untuk tidak langsung menuduh alarm sebagai biang keladinya. Memang namanya suatu barang elektronik ada kemungkinan bisa rusak diluar dugaan kita, tetapi harus juga diingat faktor manusia juga turut menentukan baik dari pemasangan atau pengguna itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *